MODEL-MODEL PERILAKU KONSUMEN ( TULISAN
2)
Model adalah suatu penyederhanaan dari kenyataan. Ada beberapa
hal yang mempengaruhi perilaku konsumen yang sangat kompleks, untuk itu
dibutuhkan penyederhanaan(model). Penyederhanaan ini dilakukan dengan hanya
memasukkan hal – hal dalam kenyataan yang menarik atau dapat ditangkap oleh
pembuat model.
Dengan
membuat model akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Membantu
mengembangkan teori yang mengarahkan penelitian perilu konsumen.
2. Sebagai
bahan dasar untuk mempelajari pengetahuan yang terus berkembang tentang
perilaku konsumen.
Dimana keduanya membentu kita untuk berfikir secara logis
dan sistematis tentang konsumen, yaitu dengan tahap-tahap:
1.
identifikasi variabel-variabel yang relevan
2.
menunjukkan karakteristik masing-masing
3.
menganalisa hubungan (saling pengaruh) diantara variabel-variabel tersebut.
Beberapa model-model perilaku
konsumen antara lain:
1. Model Howard-Sheth
Variabel yang mendorong :
Merek(a)
Kualitas(b)
Harga(c),
Kekhususan(d), Service(e),
Keterlibatan Sosial(a),
Keluarga(b),
referentgroup(c),
Organisasi&masyarakat Tekanan waktuStatus keuangan Keyakinan Motif Pemahaman Merek Tujuan SikapKepuasan Membeli Tujuan Sikap Pemahaman merek Perhatian Krieriapemilihan Pengaruh-pengaruh
eksogen Garis penuh menunjukkan arus informasi; garis putus-putus
menunjukkan pengaruh balik
Model Horward Sheth untuk Perilaku
Pembelian Konsumen
Model ini dibuat oleh John. A. Howard pada tahun 1963 dan
pada tahun 1969 dipublikasikan bersama Jagdish N. Sheth, sehingga model ini
dikenal dengan model Howard-Sheth. Model ini dapat digunakan untuk membantu menerangkan dan
memahami perilaku konsumen meskipun tidak bisa digunakan untuk meramalkannya
secara tepat. Model ini berisi empat elemen pokok, yaitu:
1. input (ransangan/stimuli)
Merupakan dorongan (stimuli) yg ada
dlm lingkungan konsumen terdiri dari dorongan komersial dari pemasar dan
dorongan sosial. Dorongan komersial adalah dororngan signifikaatif yang berupa
merek dan stimuli simbolik yang berhubungan dengan kegiatan periklanan perusahaan.
Dorongan sosial adalah komunikasi dari mulut kemulut yang terjadi dalam
keluarga, kelas sosial, dan kelompok referensi, yang merupakan input yang
sangat efektif untuk sebuah keputusan pembelian.
2. Susunan hipotesis (hypothetical
construk)
Susuanan hipotesis adalah proses
intern konsumen yg menggambarkan proses hubungan antara input dan output
pembelian. Susunan hipotesis ini berdasarkan sejumlah teori belajar dan teori
kesadaran. Susuan hipotesis terdiri dari dua bagaian:
a.
susunan pengamatan (perceptual contruct) terdiri dari perhatian yg
dipengaruhi oleh kedwiartian yg mendorong (stimulus ambiquity) dan sikap, bias
pengamatan dan penyelidikan konsumen.
b.
Susunan balajar (learning construct) yg terdiri dari motif,pemahaman
merek, criteria pemilihan, maksud /tujuan untuk membeli, keyakinan dan kepuasan
3. Output (respon variables)
Model Howard-Sheth menghasilkan
output yang berupa keputusan untuk membeli. Tujuan adl kecenderungan konsumen
unt membeli merek yg paling disukai. Sikap mrp penilai konsumen ttg kemampuan
merek memuaskan kebutuhan. Pemahaman merek adl sejumlah informasi yg dimiliki
konsumen tnt suatu produk tnt. Perhatian adl tanggapan thd informasi yg masuk.
Apa yang dikemukanakan oleh Howard-Sheth hampir serupa dengan dengan model AIDA
(attention, interest, desire, dan action) dalam
iklanan.
4. Variable-variabel exsogen
(exogenous variables)
Variabel-variabel eksogen turut
mempengaruhi perilaku konsumen meskipun pengaruhnya tidak begitu besar. Variabel-variabel
eksogen dalam model ini adalah:
-
pentingnya pembelian
-
sifat kepribadian status keuangan batas waktu (mendesak tidaknya)
-
faktor sosial dan organisasi
-
kelas sosial
-
kebudayaan
Menurut Howard dan Sheth ada 3 model
dlm pengambilan keputusan, yi:
a. Pemecahan masalah yg luas, yaitu pengambilan
keputusan dimana pembeli belum mengembangkan criteria pemilihan.
b.
Pemecahan masalah terbatas, yaitu situasi yg menunjukkan bahwa pembeli telah
memakai criteria pemilihan, ttp ia belum memutuskan merek apa yg terbaik
c.
Pemecahan masalah berulang kali, yaitu pembeli telah menggunakan criteria
pemilihan dan telah pula menetapkan produknya.
Model
ini lebih menitik beratkan pada pembelian ulang dan menggambarkan dinamika
perilaku pembelian selama satu periode. Menurut model ini seseorang mempunyai
motif, pandangan, dan dapat mengambil keputusan melakui proses belajar. Dengan
melakukan pembelian ulang maka proses pengambilan keputusan menjadi lebih
sederhana.
2. Model Engel, Kollat dan Blackwell
Model ini menggambarkan dengan jelas bagaimana seseorang
melakukan pembelian, mulai timbulnya kebutuhan sampai akhir pembelian yaitu
penilaian setelah pembelian. Model ini didasarkan pada proses pengambilan
keputusan konsumen.
Tahap dasar dari proses pembelian menurut model ini adalah:
(1) motivasi, (2) pengamatan, (3) proses belajar. Kemudian diteruskan dengan
pengaruh dari kepribadian, sikap dan perubahan sikap bekerja bersama pengaruh
aspek sosial dan kebudayaan setelah itu samapailah pada tahap proses
pengambilakan keputusan konsumen.
Enggel, Kollat dan Black Well mengatakan bahwa mempelajari
perilaku konsumen adalah hampir sama dengan mempelajari perilaku manusia.
3. Model Nicosia
Model
Francesco Nicosia didasarkan pada teknik gambar aliran proses komputer dengan
umpan baliknya. Nicosia mengidentifikasi empat komponen dasar pada model
perilaku konsumen, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut:
Sub
bidang satu atribut-atribut perusahaan Sub bidang dua atribut-atributkonsumen (khususnya:
predisposisi Penyampaian misi perusahaan SikapPencarian penilaian Mengkonsumsi Menyimpan Keputusan (action) Bidang
dua:Pencarian dan Penilaian dari:Hubungan keinginandan
tujuanakhir (bidang sebelum kegiatan) Motivasi Bidang tiga:kegiatan pembelianPerilaku pembelian Pengalaman Bidang
empatumpan balik
Model
Perilaku Konsumen dari Nicosia
Anggapan dari model ini adalah bahwa konsumen belum
mempunyai perjalanan langsung tentang produk tertentu atau merek tertentu.
Bidang satu merupakan aliran misi dari perusahaan
(periklanan produk) yang diterima dan dicerna oleh konsumen. Kegiatan bidang
satu meliputi dua sub bidang yaitu; (1) meliputi atribut-atribut perusahaan dan
produknya, karakteristik media, sasaran yang dituju dan lain-lain. (2)
faktor-faktor lingkungan, karakteristik kepribadian, dan faktor kesadaran yang
mempengaruhi penerimaan misi tersebut.
Bidang dua adalah aliran pencarian data yang meliputi
percaarian data internal dan eksternal. Perncarian data internal berhubungan
dengan pengenalan konsumen terhadap produk atau merek. Pencarian eksternal
berhubungan dengan informasi-informasi
yang didapat dari lingkungan baik perusahaan, keluarga maupun keleompok kerja.
Bidang tiga merupakan berupahan yang mungkin terjadi dari
motivasi menjadi kegiatan untuk membeli. Jika pembelian terjadi, bidang em pat
adalah kegiatan konsumen untuk menyimpan dan mempergunakan produk tersebut.
4. Model Andarieasen
Model Andarieasen dibangun dari konsepsi-konseosi tentang
formasi sikap dan perubahannya dalam psikologi sosial. Kunci perubahan sikap
ditetntukan oleh berbagai macam jenis informasi. Model ini menjelaskan seluruh
proses dari rangsangan-rangsangan sampai dengan hasilnya yang berupa perilaku,
semua itu terkandung dalam siklus pemrosesan informasi yg terdiri empat tahap
yaitu: input berupa rangsangan (stimuli), pengamatan (perception) dan
penyaringan, perubahan-perubahan sifat, serta macam hasil yang mungkin terjadi
Titik pusat model Andarieasen adalah pada formasi sikap dan
perubahan sikap. Perubahan cara pengamatan konsumen terhadap produk perusahaan
dapat dilakukan dengan mempengaruhi sikap melalui jaringan produk dan
komunikasi perusahaan.
E. Model Clawson
Model
ini didasarkan pada teori bentuk dan teori bidang. Perilaku konsumen
dipengaruhi oleh hasil konflik psikologis dalam berbagai situasi. Konsumen
individu mengumpulkan valensi-valensi positif dan negatif dari suatu produk
yang hendak dibeli. Terjadinya pembelian merupakan hasil bahwa valensi-valensi
positif yg lebihh besar daripada valensi negatif. Nilai masing-msing valensi
tersebut tidak tetap dan tidak bebas dari pengaruh ruang individu. Kebutuhan
akan suatu produk timbul dan dipengaruhi oleh ruang hidup individu yaitu
tempat, waktu, dll.
Valensi
adalah pengertian yang menggambarkan sifat dari pada lingkungan psikologis,
yaitu nilai lingkungan psikologis itu bagi seseorang. Ada dua nilai yaitu nilai
positif dan nilai negatif:
1. Sesuatu mempunyai nilai atau valensi positif apabila menyebabkan berkurangnya
atau hilangnya tegangan bila seseorang mendapatkan sesuatu itu, serta
menyebabkan meningkatkan tegangan jika seseorang terhambat untuk mendapatkanya.
Misalnya minuman bagi orang yang haus.
2. Sesuatu mempunyai nilai atau valensi negatif jika menyebabkan meningkatnya
tegangan jika seseorang mendapatkanya dan menyebabkan menurunya tegangan bila
seseorang meninggalkannya. Misalnya limbah.
Jadi valensi positif bersifat
menarik dan velensi negatif bersifat menolak.
F. Model Hirarki Kebutuhan dari
Maslow
Ada
lima hirarki kebutuhan yi; fisiologis, keselamatan, cinta, penghargaan. Dan
aktualisasi diri. Maslow menekankan adanya suatu hirarkhi kebutuhan, dimana
kebutuhan yang lebih tinggi akan dipenuhi seterlah kebutuhan yang lebih rendah
dipenuhi terlebih dahulu.
Hirarkhi kebutuhan menurut Maslow
adalah sebagai berikut :
1.
kebutuhan fisiologis, seperti makan, minum, perumahan, dan sebagaimnya
2.
kebutuhan akan keselamatan, yaitu perlindungan dari bahya, ancaman, dan
perampasan ataupun pemecatan dari pekerjaan.
3.
kebutuhan milik dan kecintaan, misalnya kepuasan sebagai anggota keluarga dan
kelompok, kesenangan, kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan
sebagainya.
4. kebutuhan akan penghargaan, misalnya reputasi, prestise,
kehormatan diri, kebutuhan akan status dan kedudukan dan sebagainya.
5.
kekbutuhan akan kenyataan diri, mislanya penyelesaian pekerjaan sendiri,
pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan
sebagainya.
Maslow
menggunakan hirarkhi kebutuhan ini sebagai dasar penelitian untuk menentukan
bagaiman tingkatan kebutuhan ini berkaitan dengan perilaku manusia. Intinya
seseorang akan melakukan pembelian untuk memenuhi suatu kebutuhannya kalau
kebutuhannya yang lebih rendah telah terpenuhi. Dengan kata lain orang tidak
akan membeli produk untuk pemenuhan kebutuahan akan keselamatan kalau
kebutuahan fisiologis/kebutuhan pokoknya terpenuhi.
G. Model Markov
Model
Markov meneliti perilaku pemilihan merek suatu produk. Model ini menyebutkan
bahwa hanya pemilihan merek pada pembelian terakir yang mempengaruhi pemilihan
merek pembelian sekarang.
H. Model Perilaku Pembelian Industri
Perusahaan yang menghasilkan barang industri perlu mengetahu
bagaimana perilaku pembelian industri. Keberhasilan kegiatan pemasaran
industrial sering kali tergantung pada masalah seberapa jauh pemasar dapat
memahami proses pembelian, termasuk didalamnya adalah :
(a)
identifikasi wewenang dalam pembelian
(b)
penyusunan kriteria keputusan
(c)
penyusunan prosedur untuk evaluasi dan pemilihan supplier.
Proses
pembelian barang industri jauh lebih kompleks dari pada barang konsumsi, hal
ini disebabkan karena banyaknya aktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan
pembelian maupun sifat dari barang industri itu sendiri yang biasanya secara
teknis lelebihih kompleks.
gambar
diatas menunjukkan betapa kompleknya pembelian industrial. Awalnya kepala seksi
perhitungan membutuhkan komputer. Kemudian bagian Agen pembelian diberi tahu
untuk melakukan pembicaraan dengan pemasok. Agen Pembelian kemudian meminta
tiga pemasok untuk melakukan pembicaraan dan hasilnya disampaikan kepada Kepala
Seksi Perhitungan. Kepala seksi perhitungan berdasarkan masukan dari Agen
Pembelian, informasi lain dan saran suplier mengambil keputusan sementara untuk
melakukan pembelian pada suplier C. Keputusan tersebut kemudian dipertimbangkan
oleh Kepala bagian, Dewan Peneliti, Kepala Bagian Keuangan, direktur
Penelitian, kepala Bagian Pabrik, dan direktur Pembelian. Akhirnya Direktur
Pembelian menyetujui dan meminta agen
pembelian
untuk melaukan pembelian ke suplier C. Proses tersebut memakan waktu yang cukup
lama bisa satau bulan samapi lebih dari satu tahun.
Model
Sheth tersebut bermula dari beberapa partisipan (yaitu pembeli, ahli teknik,
dan pemakai) yang memiliki tingkah laku tersendiri separti halnya model
Howard-Sheth untuk perilaku pembelian konsumen. Tindakan-tindakan pembelian
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Pendidikan mereka
2. Corak kehidupan mereka
3. Orientasi mereka
4. Keputusan terhadap pembelian sebelumnya
Sumber
informasi dalam model pembelian industri berasal dari iklan, surat kabar, salesman, katalog,
pameran dagang, surat pos dan sebagainya. Tahap selanjutnya adalah
identifikasi keadaan yang membutuhkan keputusan bersama menyangkut produk,
syarat pembayaran dan sebagainya.